Laman

Kamis, 30 Juni 2016

Seperti Binatang (puisi)

tak masalah kau ambil topiku,
kau ambil bajuku,
celanaku,
bahkan celana dalamkupun kau ambilnya,
aku ikhlas,,,
pun tak jadi masalah jika semua itu kau jual
sebagai pemuas kebutuhanmu,
tak masalah!
namun kau ingat,
senyumku masih mencibir,
pipiku masih bergetarr,
hatiku masih terus tertawa!!!
sebab disitu masih tercium bau badanku,
yang kau tak bisa menciumnya,
tapi anjing-anjing itu tau dan terus melonglong setiap malam
dengan mata tajam , liur mengalir deras,
seperti kelaparan yang tak akan ada habisnya,
sebab orang-orang disana masih ingat betul
saat mereka mengkoyak koyak habis seragamku
dengan otak keciknya, dan mereka hanya melihat saja,
sampai aku tak paham,
yang mana binatang,
yang mana manusia,
aku memang gelandangan,
tapi aku oportunis, busuk, dan juga licik,
aku menghadirkanmu sebagai korban,
menjadikan mereka seperti binatang,
mengadu kalian bak dalam medan pertempuran,
sampai pada akhirnya aku sadar,
aku sama halnya seperti binatang,
lalu aku memandang senja,
apakah aku harus terus seperti ini,
terus tenggelam bersama waktu,
seperti hidup hanya menunggu mati.
#aoel
(28 mei 2016/jogja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar